17 Ayat Al-Quran tentang Parenting

Bismillahirrahmanirrahim

Pertama dengar bahwa di Al-Quran ada 17 ayat yang membahas tentang pengasuhan, itu tahun 2014-2015, dari Ustadz Adriano Rusfi.

Pernah dapat rinciannya dari tulisan Ust. Cahyadi Takariawan. Sudah saya copy ke laptop, qadarullah, ganti laptop, file nya ga ketemu 😞.

Ramadhan ini, ketemu lagi artikel yang menyebutkan 17 ayat hasil penelitian tesis seorang muslimah, rasanya sih ini ayat ayat yang Ust Adriano Rusfi dan Ust Cahyadi Takariawan pernah ceritakan.

Bismillah, disimpen disini supaya inget. Mudah-mudahan nanti sempat menulis bedah renungan ayatnya satu per satu 😊.


Dialog Orang Tua dengan Anak dalam Al Qur’an

Sangat menarik studi yang dilakukan oleh Sarah binti Halil bin Dakhilallah Al-Muthiri terkait tema ini. Sarah menulis tesis berjudul *Hiwar Al- Aba’ Ma’a Al-Abna Fil Qur’anil Karim wa Tathbiqatuhu At-Tarbawiyah*,  atau Dialog Orang Tua dengan Anak dalam Al-Quran Karim dan Aplikasinya dalam Pendidikan.

Sarah mencatat, Al-Qur’an memuat dialog orang tua dengan anak dalam 17 tempat yang tersebar di 9 surat.

Perinciannya, dialog ayah dengan anak sebanyak 14 tempat; dialog ibu dengan anak sebanyak 2 tempat, dialog kedua orang tua dengan anak (tanpa nama) sebanyak 1 tempat.

Pertama, Dialog Ayah dengan Anak dalam Al Qur’an Sarah mendapatkan 14 tempat dalam Al Qur’an yang berisi dialog ayah dengan anak.

Adapun perinciannya adalah sebagai berikut :

14 Rumpun ayat tentang dialog antara anak dan ayahnya terdapat di :

1. Qs. Al-Baqarah [2] :130-133 antara Nabi Ibrahim as dengan ayahnya dan antara Nabi Ya’qub as dengan anaknya,

2. Al-An’am [6] : 74 antara Nabi Ibrahim as dengan ayahnya,

3. Hud [11] :42-43 antara Nabi Hud as dengan anaknya,

4. Yusuf [12] : 4-5 antara Nabi Yusuf as dengan ayahnya,

5. Yusuf [12] : 11-14,
6. Yusuf [12] : 16-18,
7. Yusuf [12] : 63-67,
8. Yusuf [12] : 81-87,
9. Yusuf [12] : 94-98
memuat kisah dialog Nabi Ya’qub as dengan anaknya,

10. Yusuf : 99-100 antara Nabi Yusuf as dengan ayahnya,

11. Maryam/19:41-48 antara Nabi Ibrahim as dengan ayahnya,

12. Al-Qashash [28] : 26 antara Syaikh Madyan dengan anak perempuannya,

13. Luqman [31] : 13-19 antara Luqman dengan anaknya,

14.Ash-Shaffat [37] : 102 antara Nabi Ibrahim as dengan anaknya yaitu Ismail.

Dua rumpun ayat tentang dialog antara ibu dengan anaknya :

1. Maryam [9] : 23-26 antara Maryam dengan janinnya

2. Al-Qashash [28] :11 antara Ibu Musa dengan anak perempuannya

Satu rumpun ayat tentang dialog antara anak dan kedua orang tuanya adalah :
Al-Ahqaf/46:17 antara kedua orang tua dengan anak yang tidak disebut namanya.

Jurnal Pekan 7

Progress pekan 7

Pekan ini, karena saya masih sibuk memantau keluarga keluarga yang terdampak Covid, jadinya, progress Kitchen Management memang tidak banyak. Namun dalam diskusi dengan mentor, alhamdulillah menurut beliau progress saya cukup banyak.

Alhamdulillah pas Idul Adha kemarin, saya bisa mulai rapikan freezer. Slowly but sure mulai bisa menata sebelum mencegah mulai jadi messy lagi dengan bahan makanan lain.

Salah satu insight yang saya dapat minggu ini, mengatur dapur adalah bagian dari keteraturan ritme harian. Karena beberapa minggu ini lauk pauk disuplai teman, saya terbantu menata lagi ritme harian di rumah, dan jadi kebayang ngatur waktu buat food prep dan masak. Sempat juga diskusi lama dengan teman yang menyuplai lauk pauk dan dapat banyak tips masak supaya efisien

Terus sempat juga masak rendang bareng beberapa keluarga dan dapat statement siap membantu kalau saya kerepotan memasak 😬

Tanggapan mentor :

Selamat ya!
Sudah berproses perlahan2 🥰
Spt yg sudah saya sampaikan sebelumya.
Fokus di habit dulu. Nnti kalo habitnya sudah settle, mau organized & berbenah itu gampang bgt 🥰
Tanpa harus decluttering, klo habitnya sudah bener, Insya Allah gk masalah.
Gpp pelan2 teh, emg harus pelan2. Biar mindful. Klo keburu2 malah jadi beban, dan gk happy ngejalaninnya.
Semangat terus ya teh ❤️❤️

Bismillah semoga ke depan situasinya membaik dan saya berprogress lebih baik.

Jurnal Pekan 6

Pekan ini mentee diminta berbagi diary selama seminggu. Namun karena masih isoman, jadi progress kitchen management relatif lambat dan tidak banyak.

Progress saya dalam Kitchen Management baru tentang mengosongkan kulkasdan tersisa beberapa item saja, dan menyortir botol plastik yang ikut memenuhi dapur

Tentang masak, karena masih disuplai sama teman, jadi belum ada yang dimasak dan semua bahan makanan diberikan ke teman. Kulkas dikosongkan, sisa sambel, selai, buah, sama bumbu masak

Saya juga mengurangi isi barang di dapur. Semua botol plastik dikumpulin dan mau disimpan buat bahan scratch building di sekolah sama dikumpulin di dropbox sampah anorganik sekolah

Mentor saya memberi saran, kalau bisa makanan mentah taro dibagian bawah. Karena khawatir cairannya akan menetes kebawah dan membuat kontaminasi dimakanan bawahnya.
Atau lebih baik lagi diberi wadah terlebih dahulu, jadi cairan tertampung diwadah, bukan langsung ke dinding freezer.

Untuk mentee, 2 mentee kontak saya dan berbagi progressnya. Ada yang telepon, dan diskusi seru sampai 1 jam, ada juga yang via chat. Sementara 1 lagi sedang isoman pemulihan.

Bismillah semoga semua situasinya membaik dan kita semua bisa belajar lagi.

Jurnal Pekan 5

Di pekan ini, mentor dan mentee diminta saling kontak dan diskusi false celebration. Menarik ya, yang dirayakan bukan keberhasilan, tapi baby step yang juga trial and error sebelum suatu hari nanti akhirnya berhasil.

Pertama saya kontak salah satu mentee yaitu Teh Rifa. Teh Rifa, ibu 4 anak yang semuanya homeschooling, ternyata sedang sendirian jaga anak anak, karena suaminya pulang kampung jaga kedua orang tua yang sedang sakit. Masya Allah. Di tengah kesibukannya, Teh Rifa menyempatkan belajar FBE melalui youtube Fitrah World Movement yang diisi Ust Harry Santosa Allahuyarham.

Meskipun Teh Rifa rasa belum cukup, tapi lumayan membantu memperjelas bagaimana konsep fitrah dalam mengasuh anak. Ke depan, Teh Rifa merasa perlu membuat resume sampai benar benar paham. Wah keren banget 😍.

Kedua, saya kontak Teh Anggraini. Ibu 4 anak yang semuanya usia di bawah 7 tahun. Masya Allah tabarakallah.

Di awal mentorship, sudah ketemu cara awal paling mudah untuk Teh Anggraini meningkatkan kualitas pengasuhannya, yaitu mencatat momen dan respon ibu juga respon anak.

Menurut Teh Anggraini, agak sulit untuk konsisten mencatat. Tapi dari catatan singkat yang sudah pernah di buat, Teh Anggraini meneruskan dengan mengubah caranya menegur anak anak ketika berkonflik. Kali ini Teh Anggraini membriefing anak anak caranya marah yang benar dan tidak mengganggu saudaranya.

Menurut Teh Anggraini ada kebahagiaan dan kepuasan tersendiri ketika berhasil membriefing anak anak, meskipun untuk sampai anak melakukannya dengan benar, butuh berulang-ulang.

Saya apresiasi ini sebagai pencapaian yang layak menaikkan self worth sebagai ibu 🤗.

Lalu saya kontak Teh Tya, seorang ibu 1 anak usia dini yang juga sibuk merintis Tahfidz Anak Usia Dini di lingkungan rumahnya.

Teh Tya yang semangat belajarnya tinggi sedang sibuk sibuknya membuat perangkat buku panduan untuk orang tua siswa.

Diskusi kami kemarin banyak mengulas bagaimana perjalanan Teh Tya dan bagaimana sekolah kami, SAYOGYA dikelola. Teh Tya banyak mencatat ketika kami diskusi, dan rencananya masih akan lanjut diskusi.

Sebagai mentee, saya juga kontak mentor saya, Bida Rachma. Karena saya sedang isolasi mandiri dan makanan disediakan keluarga teman, maka kitchen management saya belum berjalan sesuai rencana.

Waktu diskusi, kami bahas tentang skala prioritas, efisiensi memasak, dan membuat meal plan.

Bida mengarahkan saya untuk percaya diri mengambil pilihan yang perlu dicoba berulang kali sampai akhirnya tahu berhasil nya seperti apa.

Akhirnya saya declare insya Allah minggu ini akan mulai membiasakan habit kerapihan yang saya rasa menjadi awal yang baik untuk Kitchen Management.

We’ll see. Bismilaah 🙂

Jurnal Pekan 4

Dari saya, saya memparkan hal ini ke mentor saya :
Untuk pendekatan mentorship, dari yang selama ini sudah berjalan saya nyaman dan merasa terbantu. Bida rajin buatin materi dan memantik ide perubahan harus dari mindset dulu, dll.
Memang terkendala kemarin saya nya offline lama sekali ya ketika mulai isoman. ya sekarang juga masih, tapi kalau ga dimulai segera ngobrolnya nanti ga mulai mulai, hehe
saya merasa diberi keleluasaan oleh Bida untuk terbuka terkait kondisi dapur saya 🙈 dan pengelolaannya. Jadi memudahkan untuk mengukur ketercapaian target dibandingkan dengan kondisi saya
tentang waktu pendampingan, pada dasarnya dulu saya sudah menyampaikan bahwa saya bisanya bukan terjadwal, tapi cair. Namun karena pas mulai isoman, cukup hectic, jadi saya nya lama offline.
Kali ini sejujurnya untuk bisa fokus sama urusan dapur, saya dibantu disuplai lauk pauk oleh teman saya, jadi justru ada waktu menata dapur meskipun ga banyak, karena harus ngurus anak anak
Saya belum menyusun daftar prioritas. Ini mau saya tanyakan dulu ke Bida. Sebaiknya kalau mau mulai Kitchen Management, setelah menentukan mindset, harus menata apa dulu ?
Saya memperjelas lagi tujuan mentorship saya, belajar Kitchen Management yang efektif mulai dari meal plan, food preparation, masak yang efisien, sampah anorganik yang terurus dan sustainable. Plus bisa melibatkan anak anak.
Yang mau saya pelajari dari mentorship ini, utamanya adalah belajar cara Bida mengelola dapur sebagaimana Bida biasanya. Bagaimana alurnya, apa yang dibutuhkan, apa yang mempengaruhi dan harus diantisipasi, bagaimana menjaga tetap konsisten.
Pengalaman saya, kalau food preparation itu lama, sering diinterupsi sama urusan anak anak, dan kadang ga jadi masak sesuai rencana, justru karena bener bener ga ada waktu masak. Perlu belaja rmendelagasikan masak sama anak. Dan kalau sudah ga keburu masak, jadinya bahannya bisa membusuk 😵
Untuk action plan, saya belum buat, sebaiknya saya mulai darimana dulu ya karena rasanya kok banyak yang harus diberesin 😬


Ini tanggapan dari Mentor saya:
Pada dasarnya berbenah itu adalah kebutuhan yang personalized, jadi tdk bisa disamakan dengan yang lain.

Bagus enggaknya, efektif atau tidaknya memang harus dicobain 1/1 sampai ketemu yang klik.

ada 2 cara menentukan mana duku yang harus dikerjakan :

  1. dr yang paling mudah
  2. dr yang paling sulit

Ini yg tau juga teh Elma sendiri, mana yang lebih ingin dibereskan lebih dulu.

yang selama ini saya tau kategori dapur dibagi menjadi :

  1. Alat masak (Panci2, Sutil, Kompor & yang berkaitan untuk kegiatan memasak)
  2. Alat makan (Piring, sendok, dan alat penyimpanan makanan)
  3. Pantry (Berhubungan dengan penyimpanan stock bahan makanan)
  4. Kulkas
  5. Meja Makan
  6. Hoby & lain2 (Berhubungan dengan alat dapur non essensial spt Oven, loyang, baking pan dll).

Untuk mealplan memang harusnya dikomunikasikan dengan seluruh anggota keluarga. buat kesepakatan agar mengikuti mealplan yang telah dibuat. Menyediakan waktu untuk masak, juga bisa dipertimbangkan lagi teh, benar2 perlu atau tidak.
ini ada kaitannya dengan prioritas juga.
Jika memang dr awal tdk diprioritaskan, kita bisa saja beralasan “tdk ada waktu” jika sedang tdk sempat.

mungkin teh elma bisa buat dulu skala prioritas harian terlebih dahulu.
cari tau, memasak berada di urutan keberapa.
klau memang ternyata urusan perdapuran bukan menjadi prioritas, brrti mulai fokus memperbaiki kebiasaan dlu.
yang kecil2 aja dulu, spt meletakkan piring di Sink setelah makan, mengelap dapur setelah memasak, rutin mengevaluasi selera makan keluarga dst.
krn klopun skrg melakukan declutterng tp tdk dibarengi dengan kebiasaan baik, nnti rapinya tidak berhan lama.

Obrolan yang jleb jleb buat saya. Insya Allah habis ini masih berlanjut lagi obrolan saling terbuka setelah sebelumnya foto dapur saya setelah hectic pagi, hehehe.

Jurnal Kupu Kupu Pekan 2

Alhamdulillah pekan ini sharing via japri dengan 3 mentee dan 1 mentor berjalan lancar. Begitu pun dengan video call nya. Saya di mentorship parenting memutuskan pakai zoom supaya bisa link ke youtube dan link nya bisa dibuka lagi sama mentee kapan pun mereka butuh.

Memang beda rasanya pas video call, karena bisa saling lihat wajah, jadinya bisa lebih all out cerita satu sama lain.

3 mentee, 3 kebutuhan berbeda.

Mentee yang pertama video call, Mba Anggraini, sebelumnya via japri sudah menceritakan keluarganya juga mengirimkan video anak anaknya. Pas video call jadi lebih all out cerita.

Kebutuhan nya adalah belajar FBE untuk 1 rentang usia anak 0-7 tahun dan mengenal ragam respon emosi anak dan dirinya sendiri.

Kenapa? Karena Mba Anggraini anaknya 4 orang dan semuanya dalam rentang 1-7 tahun. Luar biasa kaaan? Sungguh layak mendapat apresiasi luar biasa.

Mentee kedua, Mba Rifa. Latar belakangnya sebagai guru agama juga suaminya, dan bahwa mereka resign dan full homeschooling anak anak, buat saya itu kereeen banget.

Kebutuhan Mba Rifa adalah belajar FBE di 4 rentang usia berbeda, usia 0-2 tahun, 2-7 tahun, 8 sampai baligh, dan setelah baligh.

Mentee ketiga, Teh Tya. Sedang dipercaya mengampu PAUD tahfidz dan ingin menerapkan kurikulum berbasis fitrah dan sekolah alam.

Teh Tya sudah pernah ikut FBE Master Class, jadi kebutuhan utamanya adalah mengenal talents, dan bisa mengamatinya pada anak anak.

Nah, sementara saya sebagai mentee waktu menelepon mentor pakai video call whatsapp.

Bida Rachma, mentor Kitchen Management mengapresiasi saya bahwa saya sudah mengelompokkan barang berdasarkan jenisnya dengan wadah sama sehingga rapi. Tantangannya, menurut Bida, adalah konsistensi dan membriefing dan mengajak semua orang terlibat berbenah.

Alhamdulillaah minggu ini lancar. Semoga Allah lancarkan seterusnya 🙏

Jurnal Kupu Kupu Pekan 1

Poster saya sebagai Mentor menawarkan Mentorship Parenting

Tahap Kupu Kupu di pekan 1 sudah dimulai. Di luar dugaan, ternyata prosesnya mentorship. Kami diminta mengajukan diri sebagai mentor juga mendaftarkan diri sebagai mentee. Disini saya merasakan semangatnya Bu Septi dengan tagline yang selalu beliau gaungkan “Semua guru Semua murid”.

Saya memilih menjadi mentor parenting karena sesuai dengan misi hidup saya dan pengetahuan yang saat ini saya dalami, sesuai di poster saya.

Tidak saya duga, ternyata yang daftar banyak 😯. Karena hanya diberi jatah 3 mentee, saya merasa butuh memberi jawaban cepat, supaya teman teman yang daftar tapi tidak terpilih ga digantung terlalu lama dan bisa cepat cari mentor lain.

Oleh karena itu, saya hanya terpikir satu cara, minta dipilihkan sama Allah, di sepertiga malam terakhir. Lalu masya Allah, dapatlah 3 nama ini : Teh Tya, Mba Nur Rifa, dan Mba Anggraini 😍

Saya merasa puas dan yakin karena merasa lebih berharga membantu yang sedang belajar di tahap awal sementara situasi mereka sudah membutuhkan. Bismillaah…

Peta Belajar Mba Anggraini
Peta belajar Mba Nur Rifa
Peta belajar Teh Tya

Alhamdulillaah kehadiran saya sebagai mentor tampaknya sesuai peta belajarnya 😍.

Adapun saya sebagai mentee memilih belajar manajemen dapur. Bagian penting dari peta belajar saya yang sampai sekarang belun rapi juga dikerjakan. Saya memilih Bida Rachma sebagai mentor saya.

Poster Mentor saya Bida Rachma untuk Mentorship Kitchen Management
Ini timeline yang disiapkan mentor saya, dan saya insya Allah akan buat target selaras antara kebutuhan saya dengan menu belajar yang Bida Rachma siapkan

Bismillaah… Semoga Allah lancarkan dan mudahkan 🥰